Menjauhkan diri dari keriput

19 03 2009

Menjauhkan Kulit dari Keriput

MAU tahu rahasia kemulusan kulit gadis Parahyangan? Kemungkinan besar kecantikan kulit perempuan Sunda disebabkan kebiasaan mereka mengonsumsi raw food. Raw food adalah makanan mentah atau makanan yang dimasak setengah matang agar vitamin yang berguna bagi kecantikan kulit, tidak hilang.

Ya, orang Sunda dikenal sangat menyukai lalapan sayuran mentah. Jika tidak dicocol dengan sambal, dikonsumsi dalam bentuk karedok, gado-gado mentah, hingga pencok.

Bahwa kegemaran makan sayuran mentah dan buah-buahan segar bisa menjadikan kulit halus dan selalu tampak awet muda juga diakui oleh banyak perempuan. Mia Agustin, misalnya, pengusaha batu-batuan alam yang sudah berumur 47 tahun ini, memiliki kulit yang masih segar, kencang, halus, dan tampak awet muda. Ditambah dengan penampilannya yang mungil, orang selalu mengira perempuan berkulit putih ini berusia jauh di bawah umur sebenarnya

Menurut Mia, ia yakin semua ini diperolehnya dari kebiasaannya mengonsumsi sayur dan buah sejak kecil. “Memang tidak semuanya dalam bentuk mentah. Sebagian sudah dimasak,” kata Ibu tiga orang putra ini.

Begitu pula Linna Widia, pengusaha kue kering yang memiliki kulit halus. Di usianya yang ke-52, ia tampak masih sangat segar. Hobinya sama dengan Mia, makan segala lalapan mentah sebagai lauk makan.

“Da abdi mah domba (Saya sih domba),” kata Linna sambil tertawa berderai. Maksudnya, apa pun jenis daun-daunan ia sukai, seperti halnya seekor domba atau kambing.

Untuk jenis sayuran yang biasa dimasak, seperti kacang panjang, buncis, dan sebagainya Linna biasanya mengonsumsi setengah matang, dalam bentuk tumis-tumisan.

**

Baik Mia maupun Linna sama sekali tak mengetahui istilah raw food. Yang mereka ketahui secara pasti bahwa hobi mereka terhadap hejo-hejoan memang bagus bagi kesehatan.

Akhir-akhir ini, kegemaran makan makanan mentah semakin banyak dilakukan berbagai suku lainnya, bahkan bangsa lainnya. Makanan yang dikonsumsi mentah dikenal dengan istilah raw food. Selain mentah, raw food juga bisa berbentuk makanan yang dimasak namun tidak terlalu matang.

Pola makan ini disikapi dengan serius oleh bangsa Amerika. Beberapa penulis membuat buku tentang raw food yang ternyata bisa dibuat untuk diet. Salah seorang penulis buku tentang raw food, Natalie Rose, menyebutkan makanan mentah dapat membantu tubuh lebih langsing, kulit lebih muda dan menarik, menjaga stamina, bahkan menghilangkan bau badan. Yang namanya bermanfaat bagi kecantikan dan kemudaan tentu saja menjadi buruan. Di kalangan selebriti Hollywood, diet raw food sudah banyak dilakukan, di antaranya oleh Jennifer Lopez, Demi Moore, dan Catherine Zeta Jones.

Secara harfiah raw food berarti hanya mengonsumsi makanan mentah, tanpa melalui proses pemasakan. Baik sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, bahkan daging dan ikan pun dalam bentuk mentah. Namun, dalam prosesnya, tidak semua orang sanggup melakukannya. Jadi sebagian memadupadankan dengan konsep memasak setengah matang. Namun, tetap mengupayakan makanan mentah dikonsumsi sebanyak yang ia mampu.

Di Indonesia, istilah raw food sendiri masih terdengar asing. Jangankan di kalangan awam, di kalangan ahli gizi sendiri. Ahli Gizi Holil M.Par’i, SKM, M.Kes., Dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Bandung mengakui baru mendengar istilah tersebut.

“Istilah ini baru saya dengar. Kebiasaan mengonsumsi serbamentah ini tak masalah selama orang yang melakukannya memerhatikan sisi higienisnya,” kata Holil menegaskan.

Buah-buahan atau sayuran-sayuran relatif aman jika dimakan dalam keadaan mentah, dengan catatan dicuci bersih terlebih dahulu. Di sisi lain, Holil mengkhawatirkan seandainya yang dikonsumsi adalah jenis protein hewani, seperti daging atau ikan dalam bentuk mentah. Banyak orang berkaca pada bangsa Jepang yang banyak mengonsumsi ikan mentah. Namun, perlu diingat bahwa bangsa itu terkenal juga dengan keketatannya dalam menjaga kebersihan.

“Sekarang kalau kita masuk pasar dan melihat daging dan ikan yang dijual di sana, rasanya agak ragu juga melihat kerbersihan di sini,” kata Holil.

Soal kebersihan ini juga yang menjadi keragu-raguan pakar gizi, dr. Kunkun K. Wiramihardja, M.S. “Saya khawatir dengan bakteri, cacing, cairan insektisida, dan pestisida yang terkandung di dalamnya. Bagaimanapun saya selalu menganjurkan pasien memasak dulu makanannya,” kata Kunkun menegaskan.

Selain itu, makanan mentah akan mempersulit kerja proses pencernaan tubuh. “Pada prinsipnya makanan yang dimasak lebih mudah dicerna dibandingkan yang tidak dimasak,” kata Kunkun.

**

Ditilik dari manfaatnya, Holil mengakui bahwa mengonsumsi raw food memang bisa memberikan keuntungan lebih. Berdasarkan ilmu gizi, makanan yang tidak dimasak mampu memenuhi unsur-unsur yang diperlukan tubuh. Beberapa vitamin yang diperlukan tubuh hilang pada proses pemasakan. Beberapa vitamin yang hilang karena proses pemasakan adalah vitamin C dan B Kompleks. Sedangkan vitamin A, D, E, dan K relatif utuh .

“Zaman baheula, makanan kita tidak masak. Konon menurut cerita, orang dulu yang biasa makan-makanan tanpa dimasak sehat-sehat dan berumur panjang,” kata Holil.

Logikanya, menurut Holil, orang yang mengonsumsi makanan tanpa dimasak dahulu, mampu menyerap berbagai vitamin yang ada di dalam makanan tersebut. Jika dilihat dari komposisinya, mengonsumsi yang serbamentah termasuk daging mampu “menyamakan” komposisi tubuh kita juga yang terdiri dari daging mentah. Komposisi daging mentah itu akan berubah jika dimasak.

Senada dengan Holil, Kunkun yang ditemui terpisah mengakui bahwa makanan mentah lebih sulit dicerna. Mengonsumsi makanan mentah seperti sayuran dan buah memang sudah terbukti mampu membantu menghambat proses penuaan.

Secara ilmiah, hal ini bisa dijelaskan. Banyak sayuran dan buah mengandung beta karoten yang dikenal sebagai sebagai zat antioksidan. “Penuaan terjadi disebabkan oleh zat oksidan. Zat antioksidan mampu mengikat oksidan, sehingga tidak bereaksi ke kulit dan menghambat proses penuaan tersebut,” ungkap Holil menjelaskan. Beta karoten tersebut sebaiknya diperoleh langsung dari sumber aslinya, kendati kemajuan zaman telah berhasil menyuguhkan vitamin dalam bentuk tablet atau kapsul. Beta karoten banyak terdapat pada sayur dan buah-buahan berwarna kuning atau jingga, seperti wortel, tomat, pepaya. Zat antioksidan tinggi terdapat pada susu kedelai, tahu, tempe.

Kesadaran tentang pentingnya menjaga kandungan dalam makanan, sudah semakin dipahami kaum perempuan. Linna yang juga berbisnis makanan masak sudah paham benar menjaga agar vitamin tidak terlalu banyak terbuang dalam proses pemasakan.

“Hal ini sudah saya jaga sejak proses pencucian. Sayuran saya cuci dulu, baru dipotong-potong,” kata Linna.

Cara yang dilakukan Lina, menurut Holil, memang dianjurkan. Beberapa vitamin pun bisa lepas dari “induknya” karena proses pencucian. Selain itu, banyak juga makanan yang dikonsumsi mentah tetap kehilangan unsur-unsur yang diperlukan. Buah atau sayuran yang dijus pun tetap bisa kehilangan vitamin yang dikandungnya. Saat melakukan pemisahan saripati, buah atau sayur bisa mengalami pemanasan lebih dari 30 derajat Celsius. Untuk menghindari hal itu, beberapa orang melakukan pemerasan dengan menggunakan juicer khusus yang mampu menghasilkan hanya 30 derajat Celsius selama pemrosesan.
Nur unsa Asriyanti/14


Aksi

Information

Tinggalkan komentar